Fanten Akbar Tepeleo: Tradisi, Ukhuwah, dan Semangat Pembangunan Halteng

 

WEREINFO — Tepeleo, Sabtu (13/09) Tradisi Fanten kembali digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M di Desa Tepeleo, Kecamatan Patani Utara. Kegiatan ini diprakarsai oleh enam Karang Taruna dengan dukungan enam desa: Palo, Pantura Jaya, Batu Dua, Epele, Tepeleo Induk, dan Bomdi.

Mengusung tema “Mengaplikasikan Makna Fanten dalam Hubungan Ukhuwah Islamiyah sebagai Semangat Baru Menuju Pembangunan Halmahera Tengah yang Maju, Berbudaya, dan Beradab”, acara berlangsung meriah dan penuh khidmat.

Bupati Halmahera Tengah, Dr. Ir. Ikram Malan Sangaji, M.Si., bersama Wakil Bupati Ahlan Jumadil, S.IP., menghadiri langsung pembukaan acara. Rombongan disambut hangat dengan pengalungan bunga oleh para imam dan serdadu Cokaiba, diiringi lantunan zikir dan dentuman rebana.

Acara dibuka dengan pembacaan zikir dan shalawat Nabi yang dipimpin para imam serta diikuti seluruh peserta Fanten. Camat Patani Utara, Fadri Ahmad, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah atas perhatian terhadap pelestarian tradisi ini.

Dalam arahannya, Bupati menekankan pentingnya menjaga tradisi sekaligus menyiapkan ruang untuk pengembangannya.

“Pembacaan riwayat ini adalah tradisi penting. Saya ingin tahun depan kita bisa menggelar Festival Cokaiba. Pada 2026 sudah ada dinas khusus yang menangani kebudayaan, sehingga festival ini bisa berkembang, bahkan mengundang kabupaten tetangga seperti Halmahera Timur,” ujarnya.

Selain itu, Bupati juga menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur.

“Percayakan kepada saya dan Wakil Bupati untuk mengurus persoalan infrastruktur. Mari kita bersama-sama memperbanyak zikir dan shalawat dengan lantunan rebana,” tambahnya.

Tausiah disampaikan oleh Al Habib Zakih bin Abdul Rahman Al Idrus. Ia menekankan bahwa menjaga tradisi Fanten adalah wujud kecintaan kepada Rasulullah SAW.

"Semoga malam ini kita mendapat keberkahan dari Allah SWT. Jika ingin dekat dengan Rasulullah, kita harus berbakti dan berhikmat kepada sesama,” pesannya.

Perayaan Maulid Nabi dengan Fanten, menurutnya, bukan sekadar tradisi, tetapi juga perekat sosial masyarakat Halmahera Tengah. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sidi Gazalba yang menyebut kebudayaan sebagai konfigurasi nilai yang patut dipertahankan, sekaligus manifestasi kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sebagai bentuk perhatian, Pemkab Halmahera Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyerahkan hibah Fanten sebesar Rp100 juta untuk Kecamatan Patani Utara. Sementara itu, Wakil Bupati juga memberikan bantuan Rp50 juta untuk Desa Bilifitu.

Acara ini dihadiri para pimpinan OPD, kepala desa, imam, tokoh agama, tokoh adat, pemuda, dan masyarakat dari berbagai desa. Suasana penuh khidmat mempertegas bahwa tradisi Fanten tetap menjadi perekat ukhuwah Islamiyah dan identitas budaya di bumi Fagogoru.

( M. Safri Yusuf )

Editor : Mr.c

0 Komentar