Kericuhan Desa Sawai Warga Palang Jalan, Sekda Turun Tangan
"Sekda Halteng beserta kapolres dan Dandim 1512/Weda Sigap Hadapi Konflik Desa Sawai dan Karyawan PT.IWIP"
Pada hari ini Selasa subuh dini hari pukul 04.30 WIT telah terjadi perkelahian antara masyarakat Desa Lelilef Sawai dengan karyawan asal Ambon yang berujung pada pemalangan jalan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat Desa Lelilef Sawai.
Pukul 03.00 WIT, dua orang karyawan asal Ambon melapor ke Polsubsektor Weda tengah bahwa mereka dianiaya oleh warga Desa Sawai. Kejadian bermula saat dua karyawan tersebut melintas di jalan menggunakan sepeda motor berknalpot brong (racing) yang dihentikan oleh masyarakat Sawai dan kemudian terjadi pemukulan terhadap dua karyawan tersebut. Menerima laporan, anggota piket turun ke lokasi kejadian, namun pelaku penganiayaan sudah lebih dulu melarikan diri.
Adapun kronologi singka pukul 03.45 WIT, sekitar 20 pekerja asal Ambon dengan membawa senjata tajam mencari pelaku di dalam Desa Lelilef Sawai dan melakukan pemalangan jalan menggunakan meja jualan dari pasar Lelilef Sawai yang menyebabkan pemuda Sawai melakukan pengejaran terhadap pekerja asal Ambon.
Pukul 04.00 WIT, warga Desa Lelilef Sawai dengan perlengkapan tombak dan parang melakukan pengejaran sampai ke depan Masjid Desa Lelilef Waibulen. Masyarakat Sawai kemudian kembali ke Desa Lelilef Sawai melakukan pemblokiran jalan di depan Gereja Ungu Desa Sawai, sehingga pekerja yang hendak bekerja harus balik arah dan menyebabkan kemacetan.
Menanggapi insiden ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Halmahera Tengah, Bahri Sudirman bersama Aditya Kurniawan, S.H., S.I.K (Kapolres) dan Letkol Inf. Nugroho Natosusanto (Dandim 1512/Weda), segera turun tangan dan melakukan kunjungan ke lokasi kejadian. Dalam kesempatan ini, Bahri Sudirman mengadakan pertemuan dengan para kepala peguyuban dan yang mewakili masyarakat setempat guna meredakan ketegangan dan mencari solusi bersama demi menciptakan suasana kondusif.
“Pemerintah daerah sangat menyesalkan adanya tindakan yang dapat memicu konflik dan mengganggu ketertiban umum. Kami segera melakukan dialog dengan semua pihak terkait agar situasi dapat segera membaik,” ungkap Bahri Sudirman.
Sekda menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara anggota pegayuban yang ada di weda tengah dengan masyarakat lokal agar hubungan harmonis tetap terjaga demi pembangunan daerah yang berkelanjutan. Pemerintah daerah juga berkomitmen akan memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mendasari aksi pemalangan ini dengan pendekatan yang damai dan konstruktif.
"Setiap pegayuban harus terdaftar secara administrasi, sebagai bentuk legalitas adanya sebuah pegayuban dan Setiap pegayuban harus bisa mengontrol anggotanya, jika kedapatan salah satu anggota pegayuban membuat kekacauan maka pegayuban itu sendiri harus memulangkan anggota tersrebut balik ke kampung halaman asal pegayubannya" tamba Bahri.
Kepala peguyuban dan warga setempat juga menyambut baik langkah cepat Sekda dan berjanji akan menjaga ketertiban serta berpartisipasi aktif dalam mediasi yang diupayakan pemerintah.
Dengan suara yang merendah sekda memberi pesan "tolong ngoni hargai pa torang selagi torang masih menganggap ngoni torang punya sodara yang mencari nafkah di negreri ini" tutup Bahri.
Pemkab Halmahera Tengah mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya agar kegiatan ekonomi dan pembangunan tidak terganggu serta kesejahteraan masyarakat meningkat. (Mr.c)
Editor : Mr.c
0 Komentar